Haizum

Your 1:1 Traffic Exchange

Haizum

Kamis, 01 Juli 2010

Masih Hidupkah Nabi Khidir ?










“Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Al Kahfi :65).
Sejarah kehidupan  Nabi Khidir memang misteri, sebagian menilai Khidir adalah wali, namun sebagian ulama tafsir (Ibnu Abbas, Ibnu Khatir dan Al Tabari) menilai sebagai Nabi berdasar pada surat diatas yang menyebut ‘hamba’ diatas adalah mengarah kepada Nabi Khidir.
Berdasarkan fakta, keberadaannya ada di suatu tempat, yaitu tempat bertemunya dua lautan atau yang di istilahkan dengan Majma Al Bahrain. Namun , sampai sekarang, apakah beliau masih hidup ?
ASAL MULA SEJARAH  PERTEMUAN ITU ADALAH KESOMBONGAN MUSA.
Dan ketika Musa selesai berdakwah kepada kaumnya, seorang lelaki bertanya, “Hai Musa, Siapakah manusia yang paling pandai ?”.
Nabi Musa menjawab,”aku”.   Lelaki itupun bertanya lagi, “ Tahukah engkau, adakah orang yang lebih pandai dari pada engkau ?”.     Nabi Musa menjawab, “Tidak”.
Lalu, Allah tidak suka kesombongan Musa itu dan mengutus Jibril untuk bertanya, “Wahai Musa, tidakkah kau tahu, dimana Allah meletakkan ilmuNya ?”. Lalu Musa sadar, beliau sudah terburu-buru mengambil keputusan.
Jibril pun berkata,” Sesungguhnya Allah mempuyai seorang hamba di majma al Bahrain yang lebih alim daripada kamu.”
Lalu Musa AS (dengan pengikutnya Yusak bin Nuh) diperintahkan untuk menemui hamba Allah itu, dengan cara membawa ikan (ikan mati) di dalam keranjang. Nabi Musa pun diberi petunjuk bahwa jika ikan itu melompat dan masuk ke dalam laut, maka disekitar itulah nabi Khidir berada.
Setelah berjalan sangat lama, Nabi Musa (bersama Yusak bin Nuh) sampai di tepi pantai. Beliau istirahat sementara Yusak bin Nuh masih terjaga. Tiba-tiba , ikan di dalam keranjang itu hidup dan melompat serta bergerak-gerak (berjalan) menuju ke laut. Akhirnya Nabi Musa bertemu  Nabi Khidir. ( surat QS : Al Kahfi : 60-82)
Dalam tafsir Imam Bukhari tentang surat Al Kahfi 66-70, Nabi Musa melihat Khidir sedang berada di atas sajadah hijau yang mengambang di lautan, lalu bertanya ,” wahai Musa, apa yang engkau inginkan ?”.
Musa AS menjawab,”Apakah aku dapat mengikutimu agar engkau dapat mengajariku sesuatu ?”.
Khidir berkata,” Tidakkah cukup di tangamu Taurat dan bukankah engkau telah mendapat wahyu ? Sungguh wahai Musa, jika engkau ingin mengikutiku, engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku.”
Sepanjang perjalanan bersama Khidir, Musa AS sungguh terheran-heran. Dilihatnya Khidir membunuh anak kecil, kemudian merusak (melubangi) perahu orang dan memperbaiki rumah punya orang yang pelit yang tidak layak dibantu.
Musa AS ingin sekali mendapat penjelasan, kenapa Khidir berbuat seperti itu, namun setiap kali ditanya Khidir menjawab, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, bahwa sungguh engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku”.
Akhirnya, Khidir pun menjelaskan, bahwa anak kecil yang dibunuhnya itu kelak jika besar nanti akan menjadi kafir dan membuat susah orang tuanya. Perahu yang dirusak itu disebabkan nanti akan ada seorang penguasa yang lewat akan merampas perahu itu, Khidir sengaja membuat kerusakan sedikit saja agar yang punya perahu nanti dapat memperbaiki perahunya kembali. Dan membantu membangun rumah orang yang pelit tanpa dibayar sepeserpun bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan karena perilaku yang seperti itu merupakan amal baik. (Al Kahfi : 71-82).

LOKASI DI BUMI ASAL MULA MUNCULNYA KHIDIR
Keberadaan majma al bahrain memang masih simpang siur. Ada yang mengatakan bahwa tempat itu adalah Laut Persia. Ada yang menyebut laut Andalus, laut Jordania atau Kulzum, Thanjah, Romawi atau bahkan Afrika. Ada tafsir terkuat yang merujuk bahwa tempat itu adalah Teluk Suez, dikarenakan kehidupan Bani Israil setelah keluar dari Mesir.

DAPATKAH MANUSIA BIASA MENIRU PERILAKU KHIDIR ?
Adalah Dr. Yusuf Al Qardhawi, intelektual muslim asal Mesir yang mengatakan bahwa hal itu adalah khusus bagi para nabi dengan dasar-dasr tertentu terutama atas wahyu dari Allah Swt. Hanya Nabi yang dapat mengetahui bahwa apakah wahyu itu benar-benar dari Allah. Sedangkan manusia biasa sangat beresiko dan seringkali tertipu dengan mengira bahwa bisikan yang masuk adalah dari Allah , padahal itu adalah tipu daya setan belaka.

PENINGGALAN ILMU KHIDIR YANG COBA DI AMALKAN MANUSIA
Dahsyatnya ilmu Allah yang diturunkan kepada Khidir ternyata memunculkan pro dan kontra di dalamnya, yaitu mengenai ilmu Laduni, semacam ilmu untuk mengetahui tentang kejadian di masa depan yang belum terjadi. Ada yang mengatakan ilmu ini bisa didapat manusia biasa, sedangkan yang lain berpendapat ilmu hanya diberikan khusus oleh Allah kepada Nabi.
Sementara itu terdapat penafsiran yang mendefinisikan antara wahyu dan ilmu laduni, yaitu terletak pada penyiarannya. Jika wahyu itu mutlak harus disampaikan, tetapi ilmu laduni adalah mutlak tidak disampaikan, karena itu adalah karomah atau kemampuan luar biasa yang sifatnya sewaktu-waktu saja. Ilmu laduni juga disebut-sebut sebagai ilham. Ciri-ciri ilham yang baik adalah yang tidak bertentangan dengan perintah Allah ( KH.Mashuri Syahid MA)
Berikut pandangan beberapa ulama tentang hal ini :
1.   Imam Al Ghozali dalam kitab Al Risalatul Liduniyyah, bahwa ilmu laduni terjadi ketika seseorang mengalami mukasyafah (terbukanya hijab/tabir penghalang) antara hamba dengan Allah. Saat itu seseorang bisa mengetahui beberapa rahasia alam semesta, bahkan memahami bahasa batu sekalipun.
2.   Ibnu Arabi, seorang sufi yang mengatakan bahwa alam semesta ini terdiri dari tingkatan-tingkatan, dimulai dari alam muluk (alam fisik seperti kita lihat sekarang), alam mitsal/malakut, alam jabarut, dan alam-alam seterusnya. Ketika seseorang menerima ilmu laduni, dia berada bukan di alam muluk, tetapi berada di alam Malakut, dimana setiap sesuatu berubah terbalik, menjadi sesuatu yang nyata menjadi tidak nyata, dan sesuatu yang tidak nyata menjadi nyata. Seperti wajah kita ketika bercermin. Kita tahu bahwa yang ada di dalam cermin adalah pantulan wajah kita dan itu tidak nyata, namun jika di alam Malakut, wajah di dalam cermin itu lah yang nyata. Ibnu Arabi yakin, para Nabi dan Rosul ketika menerima wahyu posisinya berada di dalam alam Malakut.
3.    Dr. Yunasril Ali, seorang ahli tasawuf (yang berpandangan kepada Al Ghazali dan Ibnu Arabi) mengatakan bahwa Ilmu laduni itu ilmu Asrar, yaitu ilmu yang sangat khusus diberikan Allah untuk penerima dan sangat dirahasiakan dari umat Islam (orang banyak), karena jika disampaikan ke orang biasa justru menimbulkan kesesatan.
4.    Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah (dalam kitab Manazil Al Sairin), mengatakan bila ilmu didapat tanpa dalil dan bukti penguat, maka ilmu itu tidak dapat dikatakan sebagai ilmu.
5.    Al Imam Abu Yazid berkata bahwa jika kalian melihat seseorang terbang di udara, maka jangan tertipu dan terpesona sampai kalian melihat sikap dan perilaku orang itu terhadap perintah dan larangan Allah. Ini berkaitan dengan jin dan iblis pun juga bisa terbang dan mahir membuat hal-hal gaib yang menurut manusia adalah sesuatu yang luar biasa.

 BEBERAPA KEJADIAN YANG DIDUGA ADALAH ILMU LADUNI
1.    Ketika Umar bin Khattab berdakwah di atas mimbar, tiba-tiba dia berseru, “Wahai para tentara, naiklah ke atas gunung !!!”. Seruan itu anehnya di dengar oleh semua pasukan muslim yang jaraknya sangat jauh sekali dari posisi Umar berkhutbah. Kala itu, Umar bin Khattab melihat bayangan musuh akan menyerang tentara muslim. Padahal kala itu belum ada fasilitas microphone dan sound system seperti jaman modern sekarang ini.
2.   Kisah Anas bin Malik, dimana ketika akan menemui Utsman bin Affan, dijalan dia melihat perempuan dengan paras yang sangat cantik, hingga selama perjalanan bayangan kecantikan itu selalu menyertai Anas bin Malik. Sesampainya di tempat khalifah, Utsman pun berkata, “Salah seorang dari kalian datang ke sini, dan bekas zina tampak pada kedua matanya. Tidakkah kalian mengetahui bahwa zina mata adalah melihat yang tidak halal?”.
3.    Ketika Abi Said masuk ke Masjidil Haram, dia melihat ada orang yang sangat miskin. Dalam hati Said bergumam,” Orang ini bisa menjadi beban bagi manusia”. Tiba-tiba si miskin ini memanggil Abi Said dan berkata,” Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatimu, maka hati-hatilah”.
4.   Suatu hari, Abu Al Abbas bin Masruq mengunjungi rumah Abu Al Fadhli Al Hasyimi yang sedang sakit. Dalam hati Abbas berkata,” Bagaimana orang ini bisa menghidupi keluarganya?” Tiba-tiba Al Fadhli berteriak,”Singkirkan tuduhan rendah itu ,wahai Abu Abbas !!! Sesungguhnya Allah mempunyai kelembutan hati yang tidak diketahui siapapun”.
PENGALAMAN DAN KOMENTAR ULAMA TENTANG ILMU LADUNI NABI KHIDIR
Menurut cerita Ustad Abdullah Fathoni, ketika dulu nyantri di Pesantren Darul Hadist di Malang , Jawa Timur, ada rekannya yang tiba-tiba bisa berbahasa Perancis, padahal rekannya itu tidak pernah disuruh belajar ini itu seperti santri-santri lainnya. Namun rekannya itu, hanya disuruh membersihkan batu bekas istinja gurunya. Meski begitu dia ikhlas mengerjakan hal itu, dan setelah 7 tahun tiba-tiba bisa fasih berbahasa Perancis. Menurut ustad yang satu ini, itu termasuk ilmu laduni karena rekannya itu mengerjakan perintah gurunya dengan ikhlas, meskipun bagi sebagian orang mungkin itu adalah pekerjaan yang menjijikan. Menurutnya, ilmu bisa dicari manusia melalui kasbi (mencari) dan Tariqoh wasbi (langsung dari Allah).
BEBERAPA FENOMENA AMALAN ILMU LADUNI
Dasar dari ilmu laduni adalah hati, karena dalam proses penerimaan ilmu ini dilimpahkan dan berpusat di dalam hati. Beberapa bagian hati adalah sebagai berikut :
1.       Shudur, adalah bagian paling luar dari hati
2.       Qalbu, adalah bagian yang agak masuk ke dalamnya.
3.       Fu’ad, adalah bagian yang lebih masuk lagi di dalam qalbu.
4.       Lub, adalah bagian yang semakin dalam lagi.
Begitulah, semakin ke dalam akan semakin tinggi tingkat kepekaannya. Hati penerima ilmu laduni sudah bersih dari bagian paling luar sampai paling dalam.
Dalam kitab Silahul Mukmin karya K. Mahfudz Sya’roni (edisi asli dlm bahasa Jawa diterbitkan 3 Dzulhijjah 1389 H), dimana ustadz yang satu ini belajar dari para kyai Paku Tanah Jawa ( KH.Hasyim Asy’Ari-Tebu Ireng, KH.Abdul Manaf – Lirboyo,Kediri, KH.Ma’shum – Tempuran, Magelang), amalan untuk mendapatkan ilmu laduni adalah :
1.       Bi mu’jizaati sayyidina Khidir. Al Fatihah 1 kali
2.       Wa Bi barokaati sayyidina Khidir Alaihis salam, Al Fatihah 1 kali
3.       Wa ilaa ruukhi nabi KhidirAlaihis salam, Al Fatihah 1 kali
4.       Kemudian membaca Al Fatihah 20 kali
Ini dilakukan sehabis sholat lima waktu. Dikatakan jika yang mengamalkan melakukannya dalam jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan (terus-menerus tanpa terputus) maka dia akan ditemui nabi Khidir dengan ciri-ciri, jika bertemu dan berjabatan tangan maka ibu jari (jempol) tangannya lunak atau tidak bertulang.      

Wallahu alam bishawab

4 komentar:

  1. Mohon izin mengamalkan nya & mohin ijazah nya. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Mohon izin mengamalkan nya & mohin ijazah nya. Terimakasih

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah tidak sia 2 mendapatkan ilmu beliau ssmiia

    BalasHapus